Keterangan Gambar : Kaprodi Ekonomi Pembangunan, Dr. Moh. Saiful Anam, SE., MM.
BOJONEGORO – Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bojonegoro masih didominasi dari sektor minyak bumi dan gas (migas). Ekonom Universitas Bojonegoro (Unigoro), Dr. Moh. Saiful Anam, SE., MM., menilai, masih ada potensi PAD dari sektor-sektor lainnya yang harus diseriusi mulai saat ini. Mengingat industri di sektor migas tidak akan berlangsung lama. “Ada potensi dari sektor pertanian modern dan agroindustri, pariwisata, industri kreatif dan UMKM, perikanan dan peternakan karena Bojonegoro punya pasokan air melimpah dari Bengawan Solo maupun sumber air di daerah selatan, serta jasa layanan pendidikan dan kesehatan. Harus ada sistem pemetaan potensi wilayah secara detail. Agar bisa mendorong investasi swasta untuk menggarap sektor tersebut,” terangnya, Jumat (18/7/25).
Anam menjelaskan, Bojonegoro memiliki lahan pertanian luas dan subur. Bahkan, menjadi salah satu penyumbang beras terbesar nomor tiga setelah Lamongan dan Ngawi. Hilirisasi melalui agroindustri atau pengolahan hasil pertanian otomatis akan menambah nilai jual. Sekaligus menyerap tenaga kerja lokal. “Income dari sektor pertanian mungkin selama ini belum bisa dirasakan secara optimal. Karena belum bisa mengolaborasikan antara pertanian, ilmu pengetahuan, dan teknologi industri,” jelasnya.
Akademisi asal Dander ini meneruskan, Pemkab Bojonegoro saat ini tengah fokus mengembangkan Geopark Bojonegoro. Situs-situs geosite, biosite, dan culture site diproyeksikan menjadi wisata berbasis masyarakat atau community based tourism. Pengelolaan wisata oleh masyarakat setempat juga menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Selain itu,
sektor jasa layanan pendidikan dan kesehatan harus diberi atensi khusus. Mengingat
masyarakat yang mengakses kedua layanan tersebut tidak hanya dari Kota Ledre. “Data
menunjukkan, warga dari Kabupaten Tuban seperti Jatirogo, Soko, Parengan, dan
sekitarnya justru percaya pada layanan kesehatan di RSUD Bojonegoro. Jika ini
bisa dikembangkan sesuai dengan misi pemerintah untuk meningkatkan akreditasi
RS dari B menjadi A, juga akan jadi daya tarik luar biasa dan menambah income,”
papar Anam.
Ada dua
rekomendasi strategi yang bisa diaplikasikan Pemkab Bojonegoro untuk menambah
PAD selain dari sektor migas. Yakni pemetaan potensi wilayah secara detail dan
mendorong investasi swasta. “Contohnya untuk membentuk agroindustri, kita petakan
mana kecamatan yang komoditas pertaniannya tinggi dan memiliki jalur
transportasi yang memadai. Mengapa investasi penting? Dalam konsep pembangunan,
kita tidak bisa lepas dari investasi. Untuk menarik investor ada dua pendekatan
yang bisa dilakukan. Pertama, membangun infrastruktur untuk fasilitas
operasional logistik. Kedua, menekan biaya pekerja dari segi UMR (upah minimum
regional),” tandas Kaprodi Ekonomi Pembangunan Unigoro. (din)
Tulis Komentar