Jumlah Doktor di Unigoro Bakal Bertambah, Dua Dosen Lolos Beasiswa PDDI Kemendiktisaintek 2025
Jumlah Doktor di Unigoro Bakal Bertambah, Dua Dosen Lolos Beasiswa PDDI Kemendiktisaintek 2025

Keterangan Gambar : Sekretaris LPM Unigoro, Amalia Ma’rifatul M., S.Si., MT., saat melaksanakan program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) 2024 di Kecamatan Temayang.


BOJONEGORO – Jumlah dosen bergelar doktor di Universitas Bojonegoro (Unigoro) akan bertambah. Baru-baru ini, dua dosen Unigoro dinyatakan lolos menerima beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia (PDDI) 2025. Amalia Ma’rifatul M., S.Si., MT., dosen prodi Teknik Industri Unigoro, serta Toni Budi Santoso, ST., MT., dosen prodi Teknik Sipil Unigoro. PDDI adalah program beasiswa yang diinisiasi Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Diktisaintek) RI.


Amalia yang juga menjabat Sekretaris Lembaga Penjamin Mutu (LPM) Unigoro, menerangkan, ada sembilan dosen Unigoro yang turut mengajukan beasiswa PDDI tahun ini. Rinciannya dua dosen prodi agribisnis, dua dosen prodi administrasi publik, satu dosen prodi hukum, dua dosen prodi teknik industri, serta dua dosen prodi teknik sipil. Pada tahap seleksi administrasi, sembilan dosen tersebut dinyatakan lolos.


“Kami diminta mengirimkan esai, proposal disertasi, sekaligus mengisi kelengkapan administrasi lainnya. Termasuk melampirkan LoA (Letter of Admission) dari kampus yang dituju. Sayangnya di tahap seleksi berikutnya, hanya dua dosen yang lolos beasiswa PPDI,” terangnya, Senin (11/8/25).


Amalia dan Toni rencananya akan menempuh pendidikan jenjang S3 di Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta.


Beliau berharap, studi doktoralnya nanti diberi kelancaran sekaligus dapat memberikan kontribusi positif untuk Unigoro. Saat ini, Unigoro tercatat memiliki 15 dosen bergelar doktor.

 “Bertambahnya jumlah doktor di Unigoro menandakan bahwa PTS (perguruan tinggi swasta) ini berupaya meningkatkan kualitas pendidikannya. Terlebih, agar akreditasi prodi naik, maka 15 persen dari jumlah dosen yang ada harus bergelar doktor,” tandas Amalia. (din)



Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)