Keterangan Gambar : M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., kaprodi kimia Unigoro, memandu diskusi dengan mahasiswa.
BOJONEGORO – Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaki) Cadmium Universitas Bojonegoro (Unigoro) menggelar kelas riset mahasiswa (Karisma), Kamis (21/11/24). Diskusi yang diadakan di Perpustakaan Unigoro ini mengangkat tema Mikroplastik: Solusi dan Tantangan di Masa Depan. Himaki menghadirkan M. Bakhru Thohir, S.Si., M.Sc., kaprodi kimia Unigoro, sebagai pemateri.
Beberapa waktu terakhir, Bakhru aktif menyoroti isu mikroplastik. Bahkan, dia baru saja menuntaskan penelitian berjudul Green Synthesis Nanopartikel Emas sebagai Kandidat Detektor Kolorimetri Sensor Mikroplastik. Mikroplastik kini menjadi polutan baru dan berbahaya bagi mahluk hidup. “Nah, ini belum banyak orang yang tahu sebenarnya plastik merupakan bahan organik. Karena partikel penyusun plastik adalah karbon yang memiliki kemampuan membentuk atom rantai panjang. Plastik punya sifat yang khas, hidrofobik, sukar terhadap air,” terangnya.
Bakhru melanjutkan, sifat hidrofobik plastik menjadi permasalahan tersendiri. Karena tidak mudah didegradasi atau diurai saat berada di lingkungan. Sehingga, sampah-sampah plastik dari puluhan tahun lalu mudah ditemukan di laut maupun tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini berbeda dengan sampah sayur atau sisa makanan yangmudah diurai oleh mikroba. “Makanya sekarang ada plastik modifikasi berlabel biodegradable. Agar mikroba bisa masuk dan mengurai limbah plastik. Sebenarnya, sinar matahari juga bisa mengurai sampah plastik. Tapi hanya mengurai zat warnanya. Kesimpulannya, mikroplastik yang ada saat ini adalah oleh-oleh dari aktivitas manusia buang sampah plastik sembarangan puluhan tahun lalu,” jelasnya.
Ada beberapa solusi yang
dibeberkan oleh Bakhru untuk mengurangi paparan mikroplastik. Pertama, perlu
monitor untuk memastikan apa yang ada di dalam tubuh manusia tidak ada lagi
mikroplastik maupun nanoplastik. Kedua, menerapkan prinsip green chemistry
dengan cara tidak membuang sampah sembarangan dan mengurangi konsumsi plastik. “Selain
itu, kita dapat menciptakan plastik baru yang dapat terurai di lingkungan. Dengan
cara modifikasi pemukaan mikroplastiknya,” imbuh akademisi asal Lamongan ini.
Mahasiswa-mahasiswi prodi kimia Unigoro tampak antusias
dengan topik diskusi kali ini. Mereka memanfaatkkan momen tersebut untuk
berdiskusi tentang partikel penyusun plastik. (din)
Tulis Komentar